Permasalahan Pembagian Jobdesk Di Pondok Pesantren

Contents

Ponpesgo.id – Permasalahan yang terjadi pada penyusunan Standar Operasional Prosedur pada unit usaha pondok pesantren adalah salah satunya terkait pembagian jobdesk. 

Hal ini dikarenakan belum terpetakan nya tugas dan tanggung jawab pengelola bisnis serta belum jelas nya alur bisnis yang dijalankan. 

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukannya sebuah pedoman. 

Dari permasalahan ini kemudian timbul sebuah pertanyaan “bagaimana idealnya sebuah bisnis membagi jobdesk karyawannya secara adil?”.

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan dokumen yang berisi mengenai serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan terkait dengan berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran.

Yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat, penyelenggara dan pihak yang berperan dalam aktivitas atau kegiatan.

Tujuan dibentuknya Standar Operasional Prosedur (SOP) sendiri ialah untuk menjelaskan rincian bagaimana seluruh sumber daya manusia (SDM) yang berada di suatu perusahaan bertindak sesuai dengan standar atau job desk yang berlaku. 

Dari pengertian dan tujuan dibentuknya SOP ini salah satunya dilatar belakangi oleh ketidakmampuan unit usaha menentukan jobdesk yang efektif untuk sumber daya manusianya.

Permasalahan pembagian jobdesk ini akan berakibat pada

Tidak Tepatnya Penempatan SDM

Dengan tidak tepatnya penempatan SDM akan berakibat kurangnya kompetensi SDM dalam melakukan suatu pekerjaan. Hal ini terkadang sering terjadi pada suatu unit usaha. Contoh nya, ketika unit usaha memiliki SDM yang memiliki kemampuan dibidang keuangan, namun ditempatkan pada bagian marketing. Hal ini akan berakibat tidak tepatnya penempatan SDM.

Waktu Proses Kerja Tidak Efisien

Waktu proses kerja merupakan suatu hal sangat sensitif dalam penilaian kinerja. Bayangkan jika konsumen menunggu waktu yang cukup lama untuk mendapatkan produk yang ingin dibelinya. Hal tersebut akan berakibat pada ketidakpuasan konsumen dan buruknya kinerja unit usaha dimata masyarakat.

Output Hasil Kerja Tidak Maksimal atau Tidak Sesuai

Output hasil kerja yang tidak sesuai merupakan akibat dari salahnya pembagian jobdesk SDM. Seperti halnya waktu proses kerja, output hasil kerja menunjukan keseriusan unit usaha untuk menghasilkan produknya. Dengan output yang tidak maksimal akan berakibat pada hilangnya pangsa pasar unit usaha.

Terjadinya Tumpang Tindih Pekerjaan (Jobdesk tidak laksanakan oleh SDM yang bersangkutan)

Hal yang paling sering terjadi dalam unit usaha pondok pesantren adalah dimana terdapat SDM yang tidak bisa melaksanakan jobdesk-nya sehingga jobdesk-nya tersebut dikerjakan oleh SDM yang lain. 

Kesalahan pembagian jobdesk ini sangat merugikan berbagai pihak, bayangkan jika SDM keuangan harus mem-backup jobdesk dari SDM marketing, selain tidak maksimal SDM keuangan akan kewalahan dalam melaksanakan jobdesk utamanya.

Secara profesional tanggung jawab atas jobdesk baik dikerjakan dengan baik, dikerjakan dengan hasil yang kurang maksimal atau pun tidak dikerjakan oleh SDM yang bersangkutan maka tetap menjadi tanggung jawab SDM yang memiliki jobdesk tersebut. 

Dari berbagai masalah yang timbul akibat dari kesalahan pembagian jobdesk sejatinya perlu di antisipasi dari awal pendirian unit usaha. 

Oleh karena itu diperlukannya Standar Operasional Prosedur sebagai petunjuk alur kerja yang efektif dan efisien.

Tinggalkan Balasan